Language
Currency

Menjaga Warisan Budaya Bangsa

Melalui Lurik dan Arsip

“Biar orang itu tahu, ada lagi lho kain tenun nusantara yang punya Indonesia, tidak hanya batik,“ terang Asmi Anastasia. Sebagai pengusaha lurik sekaligus pegawai Kementerian Perhubungan, perempuan yang akrab disapa Anas ini memiliki passion yang kuat dikedua bidang yang dia tekuni dan jalani sekarang. 

Menjabat sebagai arsiparis pada Biro Umum Kementerian Perhubungan, dirinya menjadi salah satu agen perubahan sesuai KM 141 Tahun 2021 Tentang Penetapan Agen Perubahan Reformasi Birokrasi Di Lingkungan Kementerian Perhubungan Tahun 2021. Tujuan utama Anas dalam pembenahan dan pengelolaan arsip di Kemenhub agar generasi mendatang mengetahui sejarah dari perhubungan. Serta memiliki pengetahuan dan informasi terkait sejarah transportasi di Indonesia. Di lingkungan kerja, Anas juga tak pelit membagi ilmu kepada pegawai lain yang membutuhkan bantuan berkaitan dengan pengelolaan kearsiapan. “Kita tidak akan rugi membagi ilmu, ilmu itu tidak akan hilang dari kita,” tuturnya. 

Sama halnya dengan arsip sebagai memori kolektif bangsa yang menceritakan kejadian pada masa tertentu, lurik juga membawa pesan koletif dari masa lampau, yang merupakan cerminan identitas bangsa. Salah satu legacy atau warisan dari peradaban yang masih digunakan sampai saat ini. Upaya melestarikan warisan budaya bangsa telah dilakukan keluarga Anas secara turun temurun, dengan mendirikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bernama Lurik Rachmad di Pedal, Klaten, Jawa Tengah. 

Dalam menjalankan usaha pembuatan lurik yang ada sejak 1960, Lurik Rachmad menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Produk yang dihasilkan ada 2 jenis kain yaitu Sultan dan Satria. Lurik Sultan berbahan sutra yang waktu pengerjaannya menghasilkan satu meter kain dalam sehari. Sedangkan untuk Lurik Satria berbahan katun dengan waktu pengerjaan sehari menghasilkan tujuh meter kain. Permintaan pembuatan motif yang dikehendaki costumer juga diterima, namun membutuhkan waktu untuk membuat rumus motifnya. Produk luriknya tidak hanya dikirim di berbagai daerah di Indonesia namun juga merambah ke beberapa negara di Asia, USA serta Australia. Penjualan dan pemasaran dilakukan secara online melalui website di www. lurikrachmad.com dan juga Youtube. 

Anas secara konsisten menerapkan ilmunya tidak hanya pada bidang usaha namun pada pekerjaan. Seperti proses pembuatan lurik yang dilakukan tahap demi tahap secara berurutan, proses yang sama diterapkan anas dalam pengelolaan arsip sebagai pegawai Kemenhub. “Pada tahapan pengelolaan arsip ada bagian yang bisa kita skip seperti pembuatan lurik, tapi jika sudah dijalani tahap tersebut, maka hasilnya tidak akan seoptimal jika dilakukan secara berurutan, aku inginnya orang itu mengerti dari tiap tahapan tidak cuma kulit luar tapi juga dalamnya,” tegasnya.

Anas menjelaskan bahwa yang membuat arsip itu penting adalah informasinya, bukah hanya fisiknya. Sama juga dengan batik atau lurik yang membuatnya bernilai adalah informasi yang dimiliki. “Apapun yang kita lakukan selama kita senang melakukannya, maka tidak akan bosan dan melelahkan. Dan cintailah pekerjaanmu maka kamu akan senang melakukannya,” terang Anas. [AD]