Diperlukan banyak kesalahan dalam proses inovasi di Lurik Rachmad.
Menenun kain Lambaleko dari SUMBA BARAT DAYA adalah contoh proses inovasi LR. Puluhan kali kesalahan sebelum akhirnya berhasil menenun kain Lambaleko, kain peradaban Sumba Barat Daya.
Proses pembuatan Kain Sumba NTT, cukup rumit dan memakan waktu yang lama. Sehelai Kain Sumba bisa menghabiskan enam bulan bahkan tiga tahun waktu pengerjaan.
Karena hal ini, tidak heran jika satu helai Kain Sumba bisa dibanderol hingga seharga 1,5 bahkan puluhan juta rupiah.
Salah satu sebabnya karena pengerjaannya dengan alat tenun gendong/ gedok, LR mencoba memakai ATBM supaya waktu pengerjaannya bisa lebih cepat tanpa mengurangi nilai dari WARISAN budaya Sumba dan KUALITAS kain.
LR menyadari, bagi masyarakat Sumba, peran kain tenun begitu penting. Wanita muda diajari menenun sejak akil balik oleh ibu dan nenek mereka.
Tujuan awal dari membuat kain adalah sebagai simbol cinta dan tanda hormat kepada suami. Masyarakat Sumba akan memakai kain tenun kebanggaan mereka ketika ada acara kumpul bersama.
Bahkan ketika berpulang pun jasadnya akan ditutup oleh kain tenun.
Dengan adanya kain tenun sebagai penutup ini dipercaya mampu menjadi pengawet alami.
Sentra pembuatan lurik di Jawa berada :
Lurik Rachmad (Workshop)
Jl.Pedan- Cawas,Rt 002,Rw 001, Desa/kelurahan beji,kec:Pedan,kabupaten Klaten,Jawa Tengah 57468
082328488880(whatshapp)
Tinggalkan Balasan