Language
Currency

Kain lurik alat tenun bukan mesin (ATBM) khas Klaten kini semakin berkembang.

Generasi ketiga Lurik Rachmad, salah satu perajin lurik legendaris Klaten telah mengembangkan teknik baru yakni teknik geretan, yang telah dipatenkan.

Teknik itu mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi, butuh ketelatenan dan ketelitian. Caranya seperti tenun ATBM biasa, namun diberikan motif benang-benang yang ditarik satu persatu, atau dalam Bahasa Jawa disebut digeret.

Teknik ini dikembangkan sejak 1,5 tahun lalu oleh putra sulung Rachmad, sang maestro lurik Klaten dan istrinya, Lissa Ratna Dewi Wijayanti (45) warga Desa Beji, Kecamatan Pedan, Klaten.

Lissa dan suaminya sudah berkomitmen untuk melestarikan lurik ATBM sang ayah.
“Dalam sebulan bisa memproduksi 500 meter untuk lurik geretan, kalau kain lurik biasa mencapai 2.000 meter. Ini karena lurik geretan lebih sulit dan lama. Saat ini, kami mempunyai 100 ATBM dan didukung 40 perajin,” kata Lissa.

Baca Juga: Peringatan Hari Jadi Ke-218 Klaten Bernuansa Lurik

Untuk pembuatan lurik geretan diperlukan alat tenun yang berbeda, saat ini, alatnya sudah mempunyai hak paten. Lissa bangga dengan lurik produksinya karena banyak dimintai, salah satu langganannya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ganjar pernah memborong 20 potong geretan di Lurik Rachmad. Sejak itu, dia berulang-ulang membeli lurik untuk busana di berbagai acara. Melihat itu, Lissa memberanikan diri untuk menggunakan nama Ganjar untuk lurik geretan karyanya.

Sentra pembuatan lurik di Jawa berada :
Lurik Rachmad (Workshop)
Jl.Pedan- Cawas,Rt 002,Rw 001, Desa/kelurahan beji,kec:Pedan,kabupaten Klaten,Jawa Tengah 57468
082328488880(whatshapp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *