 
						Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan budaya yang luar biasa, dan salah satu wujudnya yang masih lestari hingga kini adalah kain tenun tradisional. Dari sekian banyak jenis tenun yang ada di Nusantara, kain lurik menempati posisi istimewa sebagai simbol kesederhanaan, ketekunan, dan keanggunan masyarakat Jawa. Istilah “lurik” berasal dari kata “larik” dalam bahasa Jawa, yang berarti garis-garis. Motif garis-garis pada kain ini bukan hanya sekadar hiasan, melainkan memiliki makna filosofis mendalam tentang keseimbangan hidup, keteraturan, dan keselarasan antara manusia dengan alam sekitarnya.
Sejak masa kerajaan Mataram kuno, kain lurik telah digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari rakyat biasa hingga kalangan bangsawan. Dalam tradisi Jawa, lurik tidak hanya berfungsi sebagai bahan pakaian, tetapi juga digunakan dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan, mitoni, dan upacara keagamaan. Pola garis yang lurus melambangkan jalan hidup yang jujur dan disiplin, sementara perpaduan warnanya mencerminkan harapan akan keseimbangan dan ketenangan. Dengan demikian, lurik tidak hanya bernilai estetika, tetapi juga memiliki nilai simbolik dan spiritual yang tinggi.
Tinggalkan Balasan